Thursday, May 11, 2017

Apa itu Cerdas Interpersonal dan Intrapersonal?

Dalam lingkup pertemanan, dunia kerja, bermasyarakat, bernegara, bahkan sampai ke urusan hubungan internasional, kesuksesan seseorang bertumpu antara lain pada kemampuan mengenali diri dan membawa diri. Sering dengar, kan, orang menyebut "anak itu pandai bergaul"? Namun, dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi kognitif, istilah itu sebetulnya menyangkut kecerdasan. Ya, kecerdasan, yang sama pentingnya dengan "jago matematika."


Sejak tahun 1983, cara pandang para ahli tentang kecerdasan mengalami perubahan luar biasa. Sebelumnya, selama berpuluh-puluh tahun, hanya ada satu cara mengukur kecerdasan seseorang, yaitu tes IQ, yang diperkenalkan oleh psikolog Prancis, Alfred Binet, pada tahun 1903. Perubahan terjadi setelah Howard Gardner menerbitkan buku berjudul Frames of Mind, delapan puluh tahun sesudah Binet menerbitkan buku pedoman tes IQ, L'Etude experimentale de l'intelligence (Studi-studi Eksperimental tentang Kecerdasan).

Howard mengatakan bahwa sukses seseorang dalam kehidupan tidak bergantung pada satu jenis kecerdasan saja, melainkan kecerdasan jamak (multiple intelligences). Karena itu, Howard dikenal sebagai pencetus Teori Kecerdasan Jamak. Dalam bukunya yang terkenal itu, ia merinci ada tujuh kecerdasan, yaitu:
  1. Kecerdasan Linguistik
  2. Kecerdasan Raga-Kinestetik
  3. Kecerdasan Logik-Matematik
  4. Kecerdasan Musikal
  5. Kecerdasan Spasial
  6. Kecerdasan Intrapersonal
  7. Kecerdasan Interpersonal.
Tentu saja, tiap-tiap orang berbeda dalam hal kecerdasan mana yang tumbuh dominan. Sehingga, kecerdasan yang dominan itu membantunya meraih kemampuan istimewa di bidang tertentu. Misalnya, ada orang yang mahir menjadi pemain sepakbola atau penari. Ada yang sukses menjadi musikus produktif. Ada orang yang pandai menghitung rumus-rumus menciptakan pesawat. Ada yang ahli menganalisa ruang sehinga mampu menciptakan desain bangunan keren. Banyak lagi macamnya.

Apakah itu sama dengan bakat? Nanti dulu. Kalau bakat dipahami sebagai kemampuan bawaan sejak lahir, maka bukan itu kecerdasan yang dimaksud Gardner. Gardner berpendapat bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mengembangkan setiap kecerdasan itu sampai tingkat mahir. Asal, katanya (seperti dikutip dalam buku Multiple Intelligences in the Classroom, karya salah satu murid Gardner, Thomas Amstrong), tiap-tiap kecerdasan itu mendapat asupan yang memadai. Sederhananya begini, anak kalau dilatih main musik bisa bermain musik. Dilatih menari, bisa menari. Dilatih berpidato bisa berpidato. Dilatih mengarang, pintar mengarang. Dan seterusnya.

Karena itu, terutama yang masih berusia belia, jangan terburu-buru berkata "saya tidak punya bakat" untuk hal apapun. Ketika kita berbicara seperti itu, maka kitalah sendiri yang menutup peluang bagi diri sendiri untuk mencapai kemampuan atau kecerdasan yang sebetulnya sangat kita inginkan. Tentu saja hal itu berlaku dengan kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal, yang pada bagian awal tulisan ini disederhanakan menjadi kamampuan mengenali diri dan kemampuan membawa diri. (Artikel ini dikhususkan untuk membahas kedua kecerdasan tersebut.)

Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan dalam memandang ke dalam diri sendiri. Cakupannya luas. Seorang yang cerdas intrapersonal mengetahui dan menyadari kemampuannya dan mampu menggunakan kemampuan itu untuk mencapai tujuan. Seorang yang cerdas intrapersonal mengetahui apa yang dia butuhkan dan tahu cara memenuhi kebutuhan itu. Seorang yang cerdas intrapersonal mengetahui hak-haknya dan mampu memperjuangkannya. Seorang yang cerdas intrapersonal juga tahu dan ringan menjalankan kewajiban sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya.

Jadi, jelas ya, seseorang yang malas makan sampai sakit maag, itu namanya tidak cerdas intrapersonal. Seseorang yang malas mandi, sampai badan gatal-gatal itu pun namanya tidak cerdas intrapersonal. Demikian pula, seorang yang takut menyampaikan pendapat tanpa sebab yang jelas juga tidak cerdas intrapersonal.

Kecerdasan Interspersonal

Kebalikannya, Kecerdasan Interpersonal adalah kecerdasan dalam memandang di luar dirinya sendiri, yakni memandang orang lain. Cakupannya pun luas. Seorang yang cerdas interpersonal cermat dalam menilai situasi yang melingkupi orang lain, sehingga ia mampu berbicara atau berkomunikasi dengan cara yang tepat dengan orang lain. Seorang yang cerdas interpersonal mudah menunjukkan rasa simpati dan empati pada orang lain. Seorang yang cerdas interpersonal mampu menghargai atau menghormati orang lain.

Karena itu, seorang yang cerdas interpersonal pandai menempatkan diri dan membawa diri dalam lingkungan manapun. Orang seperti itu mudah akrab dengan orang baru, dan pintar menginisiasi hubungan, sehingga orang lain atau lingkungan baru cenderung mudah menerimanya.

Jadi, kesimpulannya, setelah mengetahui kecerdasan intrapersonal dan interpersonal, maka tidak relevan lagi orang berkata "Saya orangnya pemalu." Lho, koq jadi ke situ kesimpulannya? Iya, bisa. Pertama, kalau kita percaya dengan teori Pak Gardner, maka kita pun menyadari bahwa setiap jenis dari tujuh kecerdasan itu tidak sama dengan bakat bawaan sejak lahir. Termasuk kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Semua perlu ditumbuhkan. Artinya, kalau kita menutup diri untuk menumbuhkannya, maka kecerdasan itupun tidak tumbuh dalam diri kita.

Kedua, sebutan "pemalu" itu sebetulnya lebih mirip, kalau bukan "orang kurang gizi", ya"orang tertidur". Sebab, banyak lho, orang yang pernah mengklaim dan memproklamirkan diri sebagai "pemalu" ternyata di kemudian hari menjadi seorang public speaker yang andal. Seakan-akan mereka tiba-tiba menyadari bahwa ternyata dalam dirinya tersimpan potensi luar biasa yang tertimbun.

Salam cerdas intrapersonal dan interpersonal.

Monday, May 1, 2017

Definisi Psikologi Remaja itu....

Di sini, psikologi bukan
buat ngatur-ngatur remaja.
Sebab, remaja ngerti psikologi
bisa ngatur diri.